MAKALAH SASTRA INGGRIS PERIODE RESTORASI



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang.
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dikatakan bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut skolastik. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa ( sekitar lima abad ) belum memunculkan ahli pikir ( filosuf ), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat barat abad pertengahan ( 476-1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi  terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama ( teologi ) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Kendati demikian, ada juga yang melanggar peraturan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran ( inkuisisi ).
B.       Rumusan Masalah.
1.      Bagaimanakah Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi ?
2.      Apakah Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Restorasi ?

C.      Tujuan.
1.      Untuk mengetahui Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi.
2.      Untuk mengetahui Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode    Restorasi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Periode Resortasi
Setelah Oliver Cromwell meninggal, anak lelakinya, Richard Cromwell, menggantikannya sebagai pimpinan negara republik Inggris, tetapi karena Richard Cormwell tidak memiliki kecakapan seperti ayahnya, terjadilah kekacauan di seluruh inggris. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, jenderal Monk, pimpinan tentara, menambil tindakan dengan merebut kekuasaan pemerintahan tanpa pertumpahan darah. “Long Parliament”, hasil pemilihan tahun 1640, dibubarkan dan dibentuklah parlemen baru melalui pemilihan bebas.
Pada tahun 1660 parlemen memanggil pulang charles II yang selama itu berdiam di  luar negeri (perancis) untuk menduduki tahta kerajaan yang sudah lama kosong. Pada 10 tahun pertama masa pemerintahan charles II Inggris mengalami masa tenang karena ia membatasi kekuasaanya dan ada keseimbangan antara parlemen dan raja. Tetapi keadaan tenang itu tidak berlanjut karena pada dasarnya charless II adalah seorang pengagum Louis XIV dari perancis. Ia ingin agar model pemerintahan perancis dengan raja absolut dan agama katoliknya dapat diterapkan di Inggris.
            Untuk mewujudkan keinginanya itu, charles II berusaha mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat tersebut antara lain: Kaum “squires” atau “gentry” (tuan tanah), Kaum Anglika, Kaum pedagang dan produsen, Kaum pembelot, dan kaun katolik.
Pada pemilihan parlemen pada tahun 166, kelompok tuan tanah dan anglikan mendapat suara terbanyak dan mendapat julukan “Cavalier Parliament. Charles II menyadari kenyataan ini, oleh karena itu ia mengubah siasat dengan menangguhkan rencananya untuk memulihkan agama Kristen Katolik di Inggris. Selanjutnya, ia berusaha mengambil hati parlemen dan mencari dukungan  dengan metengahkan “doktrin monarki” yang mengajarkan bahwa melawan raja merupakan suatu pandangan yang dikaitkan dengan Anglikanisme.
B.     PERIODE RESTORASI
Raja Charles I.
            Raja Charles I dihukum mati di Januari 1649. Dia adalah Raja tertinggi Britania, dengan kedaulatan di Inggris, Skotlandia dan Irlandia. Namun, ia mendapatkan banyak hormat dari Parlemen untuk teori masuk akal atau lazim dikenal sebagai Hak Asasi Ilahi Kings. Parlemen takut ia berubah menjadi sebuah monarki absolut dan pada akhirnya akan sideline demokrasi yang begitu hati-hati didirikan di Britania. Pada tahun-tahun terakhirnya, dia terlibat dalam Perang Sipil. Pertama Perang Saudara Inggris (1642) itu bertentangan dengan Parlemen dan kaum Puritan di Inggris. Ia kalah dalam Perang tahun 1645 ini, tapi ia terus ideologi nya. Pada tahun 1948, ada Perang Saudara Kedua, dan ia dikalahkan lagi pada tahun 1649. Kali ini, ia ditangkap, diadili, dinyatakan bersalah dan akhirnya dihukum mati karena pengkhianatan. Parlemen mengambil alih, membentuk sebuah republik yang kemudian dikenal sebagai Persemakmuran Inggris. Monarki, tampaknya, berakhir.

Restorasi Monarki Oleh Charles II
            Pada tahun 1660, putra Charles I, Charles II mengira monarki sekali lagi. Kebangkitan monarki disebabkan oleh serangkaian insiden historis yang signifikan. Salah satu pemimpin utama pemerintah republik terbentuk setelah Charles I Oliver Cromwell, yang dengan judul Tuhan Protector Inggris, Skotlandia dan Irlandia. Dia juga adalah komandan tentara yang berperang melawan Charles I pada Perang Sipil Inggris. Old Baja, karena ia disebut, gagah berani membawa Inggris, Skotlandia dan Irlandia di bawah aturan republik bulat setelah eksekusi Charles I, dan dia sebenarnya salah satu orang utama yang bertanggung jawab atas eksekusinya.
            Oliver Cromwell meninggal pada 1658 dari sejumlah penyakit. Sejarawan atribut kematiannya malaria dan infeksi saluran kencing, tapi mungkin ada beberapa alasan lain. Cromwell digantikan oleh putranya Richard sebagai Protektorat Tuhan. Namun, Richard tidak populer dengan Angkatan Darat. Angkatan Darat prompt dalam mengeluarkan dia. Beberapa transfer lain kekuasaan kemudian, Charles II mengeluarkan apa yang dikenal sebagai Deklarasi Breda pada tanggal 4 April 1660. Deklarasi ini untuk meletakkan fakta bahwa ia tertarik dalam menerima Mahkota Inggris. Mempertimbangkan berbagai gagal merebut kekuasaan di Inggris, Parlemen menerima persyaratan. Pada tanggal 8 Mei 1649, DPR menerima bahwa Charles II sudah sah raja Inggris setelah kematian Charles I. Charles II kembali dari Den Haag, di mana ia mengasingkan, dan diasumsikan monarki Inggris. Ini adalah apa yang dikenal sebagai Restorasi Inggris.
            Restorasi Inggris - Aftermath Bersejarah
            Kedatangan Charles II ke Inggris sebagai Ratu itu diperingati sebagai Hari Oak Apple, dan dinyatakan sebagai hari libur umum. Tapi monarki dipulihkan di bawah Charles II ingin menghilangkan ancaman di masa depan. Untuk alasan ini, beberapa insiden berdarah mengikuti Restorasi.
            Paling penting adalah eksekusi dari semua hakim yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Charles I. 59 hakim berlalu perintah itu, namun 28 dari mereka sudah meninggal untuk sementara. Sebagian besar hakim sisanya mencoba untuk pengkhianatan terhadap Crown dan diperintahkan untuk digantung, ditarik dan empat, yang merupakan salah satu yang paling brutal hukuman yang pernah diberikan. Orang-orang yang dihukum digantung sehingga untuk waktu yang singkat pada bingkai kayu dengan tali, dibawa ke bawah ketika mereka masih hidup, kemudian dipotong terbuka dan isi perutnya dan isi perut mereka dibakar di depan mereka dan akhirnya dipenggal dan dipotong menjadi empat potong. Orang-orang yang dihukum dengan cara ini adalah John Cooke, pemimpin penuntutan, dihadapi dengan cara ini. Tubuh Cromwell yang meninggal sebelumnya adalah digali dan dieksekusi. Kepalanya dipamerkan setelah eksekusi tersebut dan akhirnya terkubur hanya pada tahun 1960.
            Beberapa nobilities dan knighthoods bahwa Cromwell telah menyediakan dibubarkan. 30 knighthoods baru yang Cromwell menciptakan semua dinyatakan tidak berlaku oleh Charles II. Tapi ia menerima 6 dari 12 baronetcies dan satu viscountcy bahwa Cromwell telah diberikan.




            Restorasi Inggris - Dampak Budaya.
            Sebuah acara seperti drastis sebagai Pemulihan bahasa Inggris tidak dapat tanpa efek pada masyarakat. Acara yang paling signifikan adalah munculnya bentuk teater yang dikenal sebagai satir Komedi Restorasi. Ini komedi seksual eksplisit menyodok menyenangkan di berbagai isu sosial zaman. Wanita diperbolehkan bertindak untuk pertama kalinya dalam Restorasi Komedi teater.
            Ada juga efek yang luas pada sastra, dan aliran baru penulisan dikenal sebagai Restorasi Sastra lahir. Bahkan klasik seperti John Milton Paradise Lost dan Earl of Rochester Sodom ditulis selama era ini. Setiap periode monarchial di Inggris dipengaruhi gaya arsitekturalnya sendiri. Masa Restorasi juga mencapai prestasi itu. Banyak perubahan arsitektur yang terjadi di seluruh Inggris selama periode ini dan yang menuju Restorasi Gaya arsitektur. Beberapa orang menyebutnya sebagai Gaya Carolean, sebagai Charles disebut Carolus dalam bahasa Latin.

            Restorasi Inggris - Akhir Restorasi.
            Ada beberapa pendapat ketika Restorasi Inggris benar-benar berakhir. Beberapa orang hanya jangka peristiwa kembali Charles II sebagai Restorasi, sementara yang lain berpendapat bahwa seluruh rezim adalah Restorasi. Lain percaya bahwa Restorasi berlaku untuk periode dari kenaikan Charles II pada tahun 1660 dengan jatuhnya James II pada tahun 1688. Dalam dunia sastra, ada sudut pandang yang berbeda tentang Restorasi Inggris. Mereka terus analog Restorasi dengan usia John Dryden, penyair Inggris yang terkenal, kritik dan dramawan, dan klaim bahwa Restorasi berangkat dari 1660 sampai kematian Dryden di 1700r.
                                                                                                     
C.     Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode Restorasi.
PUISI
Bentuk puisi pada peride Restorasi yang paling menonjol adalah “heroic couplet”, yaitu suatu bentuk puisi yang setiap barisnya berisi lima tekanan keras pada setiap suku kedua (iambic penta meter), dan setiap dua baris berirama satu sama lain. Tokoh terkenal pada periode ini adalah:
John Dryden (1631-1700), ia dikenal sebagai seorang dramawan, kritikus, dan satiris. Sajak-sajaknya mencerminkan pergolakan politik dan pertentangan keagamaan yang berlangsung sejak zaman Puritan, dan juga mencerminkan pendirian Dryden yang berubah-ubah. Dalam keagamaan dia juga tidak konsisten, selalu berpindah-pindah agama. Keunggulan Dryden adalah pada sajak-sajak jenis satire, sajak politik , keagamaan , sajak-sajak cerita, dan beberapa drama tradegi yang sering disebut “heroic tragedies” karena ditulis dalm bentuk heroic couplet. Karya-karyanya antara lain The Conquest of Granada, The Indian Queen, and Aureng Zebe.






DRAMA
Bentuk drama yang paling populer pada zaman Restorasi adalah “Comedy of Manners”. Drama semacam ini biasanya mnggambarkanpergaulan, percakapan, serta intrik-intrik dan berbagai “love affairs” dikalangan masyarakat atas pada masa itu, yang bbas dari pertimbangan moral serta unsur-unsur romantik, bahkan dikatakn cabul. Dramawan yang paling terkenal adalah:
William Congreve (1670-1729), ia adalah seorang penullis drama komedi terbesar pada periode Restorasi. Ia banyak dipengaruhi oleh Molliers, sastrawa perancis dan seperti pengrang-pengarang linny ia menyindir sikap masyarakat saat itu. Karya-karyanya adalah Love for Love dan The Way of the World.
William Wycherly (1640-1716), ia menulis The Courty Wife, The Plain Dealer, dan Love in a Wood.
PROSA
            Periode ini ditandai penggunaan rasio, bukan imajinasi. Rasio sangat berperan dalam perkembangan penulisan prosa. Oleh karena itu muncullah sejumlahkritikus, sejarahwan, filosof, dan penulis-penulis religius pada masa itu. Dua filosofis terbesar itu adalah:
            Thomas Hobbes (1588-1679), ia adalah seorang naturalis yang menyatakan bahwa ilmu alam harus menjadi fondasi semua pengetahuan manusia. Gagasan-gagasannya diungkapkan dalam buku “The Leviathan”.
            John Locke (1632-1704), ia mengatakan bahwa semua manusia dan pemerintahan dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut. Teori-teorinya tentang politik yang dituliskan dalam buku “Treatises on Goverment”.

D.    Pengenalan Apresiasi Karya Sastra Inggris Periode Resortasi.
Absalon and Achitopel
            Dalam sajak ini Dryen menyindir intrik-intrik politik tentang isu suksesi raja (Charles II). Ia mengambil cerita dari kitab injil yang mengisahkan pemberontakan Absalom terhadap ayah kandungnya, Raja David II. Dryyen menyerahkan Earl of Shaftesbury, yang menginginkan anak tidak sah raja Charles II, James yang beragama Katolik. Pada baan pertama Dryen menggambarkan sifat-sifat Earl of Shaftesbury palsu, yang dikutuk oleh setiap generasi karena jahat. Pada bagian kedua, ia menggambarkan jenis orang yang mendukung Earl of Shaftesbury.








BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Zaman pertengahan ialah zaman dimana Filsafat Abad Pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara agama Kristen dan filsafat. Abad pertengahan memiliki sebutan lain misalnya abad kegelapan, jaman skolastik atau masa patristik, yang semuanya menggambarkan corak pemikiran filsafat dan keilmuan yang dibentuk sesuai dengan perkembangan peradaban Kristen.
Abad ini ditandai dengan keruntuhan budaya Romawi dan upaya untuk kembali membangun peradaban berdasarkan ajaran filsafat Yunani dan ajaran agama Kristen. Perkembangan ilmu dan filsafat berlangsung di gereja-gereja pada awalnya, untuk kemudian mengalami perpecahan dikarenakan domininasi kuat agama terhadap berbagai aspek kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat berlangsung dengan lambat tetapi pasti sejalan dengan kontak budaya dengan budaya Islam dan semangat untuk kembali pada kejayaan peradaban Yunani. Masa ini berakhir dengan pemisahan kekuasaan dan pemikiran antara ajaran agama yang bertahan di gereja dan perkembangan keilmuan yang mendapat tempat di lembaga sekolah.

B.       Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Berbasis IT